Benarkah hukum senior junior mengadopsi hukum “Tuan” dan “Budak”?

Hukum senior junior memang sudah menjadi budaya di dunia kampus Indonesia terutama diorganisasi kemahasiswaan (meskipun tidak semua). Ibarat tubuh manusia, senior junior adalah darahnya sedangkan organisasi adalah tubuhnya. Sangat kental sekali suasananya, baik itu dijajaran badan eksekutif dan legislatif semuanya identik dengan adat senior junior. Bahkan ada yang sampai ketemu seniornya nunduk-nunduk kayak ketemu pak presiden (saking takutnya).

Ironisnya terkadang hukum ini sering dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Memanfaatkan posisi senior untuk berbuat seenaknya layaknya Tuan dan budak. Di suruh ini itu tanpa diketahui apa maksudnya untuk menyenangkan hati sang tuan.

Kita sudah banyak melihat potret senioritas di indonesia hanya berujung kematian. Ada banyak kasus arogansi di indonesia yang berujung maut seperti Mahasiswa STIP (sekolah tinggi ilmu pelayaran) Marunda Dimas Dikita Handoko pada april 2014. Ada banyak kasus seperti itu anda bisa membacanya sendiri 10 Kasus kematian akibat plonco ospek maut.

Itu baru beberapa kejadian yang terekspos, masih banyak lagi kejadian-kejadian lain yang belum atau bahkan tidak pernah terekspos.

Apa sebenarnya itu senior junior??

Sebenarnya senior junior tak lain hanyalah identitas diri. Sama halnya dengan orang tua dan muda. Orang tua hanyalah orang yang lebih dahulu lahir dibandingkan yang muda. Begitupun dengan senior, dia hanya lebih dulu masuk kuliah sebelum junior. Jadi itu hanyalah status tidak ada alasan atau hak yang mengatakan bahwa yang tua bebas melakukan apa saja kepada yang muda. Terlebih lagi seenak hati melampiaskan emosi menekan dan membentak-bentak serta aksi fisik dengan dalih membentuk mental dan supaya tidak kurangajar. NO! Tidak jaman membangun kehormatan dengan cara bully bro!

Perlukah hukum senior junior?

Bukan masalah perlu atau tidaknya, itu adalah identitas yang umum dan tidak dapat dihilangkan. Senior junior ibarat usia manusia ada orang tua dan muda, identitas tersebut tidak dapat dihilangkan. Namun yang bisa di perbaiki adalah hubungannya.
Dikampus hukum senior terhadap junior identik dengan beberapa doktrin filsafat level dewa. Plus sangat menjunjung tinggi senioritas sehingga muncullah yang namanya arogansi. Dimana yang senior harus dihormati dan dipatuhi. Berpikiran senior selalu benar dan kalau salah atau tersinggung main bully seenaknya.

Orang-orang yang berpikiran seperti itu yang harusnya dihapuskan dari atas muka bumi ini. Orang-orang yang berpikiran bisa melakukan apa saja hanya mentang-mentang senior.

Seandainya status senior junior itu tidak mengakibatkan junior tertekan dan stres, lebih seperti hubungan adik kakak itu bagus. Itulah hubungan senior junior yang bagus. Junior akan menghormati seniornya dengan tulus hormat bukan karena TAKUT sampai nunduk-nunduk kayak liat hantu.

Apakah benar senior junior diadopsi dari hukum “Tuan” dan “Budak”?

Kamu dapat menilainya dari perilaku seniormu. Semua orang berhak menilai dan yang menilai itu adalah orang yang berada di luar (bukan dirimu sendiri). Sama halnya dengan membuat jurnal, meskipun kamu merasa sudah benar tapi begitu orang lain menilai ternyata masih ada kesalahan. Yang dapat menilai karya kita dengan baik itu adalah orang lain. Bukan diri kita sendiri! Karena diri kita cenderung membenarkan apa yang kita kerjakan meskipun itu salah.

Cara senior terhadap juniorlah yang kemungkinan di adopsi dari hukum ‘Tuan’ dan’Budak’. Tidak menutup kemungkinan sikap itu berasal dari hukum kolonialisme yang di bawa oleh penjajah ke indonesia. Bayangkan saja kurang lebih tiga setengah abad bangsa kita di jajah di jadikan budak. Ini tentunya akan membekas di kepala nenek buyut kita hingga turun temurun diwariskan hingga sekarang. Tertanam jelas bagaimana arogansi dan enaknya seorang penjajah dahulu sehingga gayanya masih ditiru hingga saat ini.

Bagaimana hubungan senior dan junior seharusnya??

Hubungan silaturahmi yang baik adalah terjalin tanpa adanya tekanan dan paksaan. Percaya saja suatu saat tidak menutup kemungkinan junior kamu berada di atas dan lebih sukses dari kamu. Namun apabila dulu kamu sebagai senior memperlakukan sang junior dengan cara yang tidak baik, ya jangan ngomel kalau nanti mendapat perlakuan yang sama.

Tidak mesti sebelah pihak yang harus dihormati. Lebih bagus kalau bisa saling menghargai! Ingat seniorpun juga manusia loh bukan Tuhan yang bisa membanggakan diri. Orang pasti akan menghormatimu meskipun tidak disuruh apabila kamu memang layak untuk dihormati.

Buat apa bangga jadi senior kalau hanya bermodal tampang yang garang, ditakuti, dan tanpa prestasi? jangan sampai menjadi mahasiswa tapi hanya menyandang statusnya! Pantas saja indonesia gak maju-maju seniorya bermental penjajah sedangkan junior mentalnya tidak berkembang akibat selalu ditekan.

Ingat orang yang dihormati itu bukan yang senior tapi yang berILMU..

Tulisan ini hanya bersifat opini, mungkin ada sedikit manfaatnya atau bahkan tidak ada sama sekali. Anda dapat menilainya sesuka hati.

Orang Geofisika yang sangat tertarik dengan teknologi, mapping, dan blogger. Mempunyai niat pengen selalu berbagi dengan tulisan tapi gak jadi-jadi. Oleh karena itu, saya berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan artikel-artikel yang bermanfaat dan berkualitas tinggi.

Tinggalkan komentar