Tradisi “Hura-Hura” sebagai ajang Pesta Harapan Momen Tahun Baru di Indonesia Semakin Ngetren

Kenapa orang suka hal yang meriah saat tahun baru? Alasannya adalah karena setiap orang suka moment, manusia itu suka dengan hal yang mewah, gemerlap, pesta dll yang bisa membuatnya bahagia dan takjub (nggumunan kalau orang jawa bilang). Buat kamu remaja yang katanya generasi mudanya Indonesia, kamu akan sadar bahwa tradisi tahun baru yang “Hura-Hura” itu tidak ada gunanya ketika kamu sudah dewasa. Ya, meskipun kebanyakan orang tetap akan memilih hal yang manis daripada pahit meskipun itu tidak baik bagi dirinya. Saya dulu juga seperti itu!

Hura-hura yang saya maksud tentu kamu semua pasti tahu. Perayaan mulai dari desa hingga ke kota besar identik dengan pesta dan konser. Pusat-pusat perbelanjaan dan pinggir-pinggir jalan mendadak ramai. Berbagai jenis petasan dari ribuan hingga jutaan rupiah habis semalam. Kebanyakan siaran televisi juga berlomba-lomba menyuguhkan siaran langsung konser malam pergantian tahun yang meriah. Itulah tahun baru yang dikejar hanya moment bukan harapan.

Padahal kan tema utama katanya harapan yang lebih baik dimasa depan. Kok malah hura-hura? Terus harapannya dimana? Emang harapan hanya diucapkan sekali saja dan kemudian bisa terwujud?

tradisi tahun baru
Survey Google tentang tahun baru

Hal yang identik dengan tahun baru dan semakin ngetren:

  1. Kembang api
  2. Terompet (padahal terompetnya sudah dicoba, hati-hati wabah difteri)
  3. Konvoi
  4. Pesta/Konser
  5. Begadang nunggu jam 12 (CountDown) untuk merayakan tahun baru

Intinya tahun baru identik dengan pesta dan ajang mengejar moment. Berikut ada pernyataan menarik yang saya kutip dari halaman kompas jika memang tahun baru untuk merefleksikan apa yang kita harapkan:

Kenapa setiap orang harus menunggu tahun baru untuk mereflksikan apa saja yang mereka kerjakan dan ingin diperbaiki? Apabila orang mau sadar hal itu bisa dilakukan kapanpun tanpa menunggu akhir tahun! (Thestudentroom.co.uk)

Pergantian tahun sama halnya dengan pergantian hari, minggu dan bulan. Jadi menurut saya itu hal yang biasa saja.

Ada juga orang bilang katanya kalau tahun baru tidak keluar rumah dan pesta gak gaul? Siapa bilang gak gaul? Bukannya tidak gaul, tapi mereka bijak. Mereka sudah dewasa dan tahu bahwa itu buruk.

Ada juga orang yang menganggap moment tahun baru adalah moment yang pas gandengan sama pacar. Rasanya itu sudah salah kaprah, sudah melenceng jauh dari tema utamanya. Terutama untuk orang tua yang memberikan ijin begitu saja ketika anak perempuannya dibawa pergi oleh laki-laki.

Daripada hura-hura coba kamu lakukan hal berikut saat akhir tahun seperti ini:

  1. Buat Resolusi disertai solusi
  2. Undang keluarga untuk makan sekalian silaturahmi
  3. Daripada uangnya habis beli petasan mending ajak keluarga berwisata akhir tahun
  4. dll

Dengan begitu justru tema utamanya akan lebih dapat kan? rekonstruksi harapan lebih baik dari tahun sebelumnya sekaligus menikmati pencapaian selama tahun lalu bersama keluarga.

Nanti ada yang bilang Ahh,, Tedi mah anti tahun baru pantes aja menjelekkan. Bukan saya menjelekkan tahun baru. Tahun baru mah gak ada salah, karena memang kita menggunakan kalender masehi. Tapi tradisinya yang kurang tepat! Hura-huranya yang salah!

Itu adalah sedikit opini saya, tidak semua orang mempunyai pemikiran yang sama. Silahkan pertimbangkan sendiri dan pilih sendiri apa yang akan kamu lakukan di akhir tahun ini.

Orang Geofisika yang sangat tertarik dengan teknologi, mapping, dan blogger. Mempunyai niat pengen selalu berbagi dengan tulisan tapi gak jadi-jadi. Oleh karena itu, saya berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan artikel-artikel yang bermanfaat dan berkualitas tinggi.

Tinggalkan komentar